Sunday, October 19, 2008

Adventures In Creative Thinking

How many times have you caught yourself saying that there could be no other solution to a problem - and that problem leads to a dead end? How many times have you felt stumped knowing that the problem lying before you is one you cannot solve. No leads. No options. No solutions.

Did it feel like you had exhausted all possible options and yet are still before the mountain - large, unconquerable, and impregnable? When encountering such enormous problems, you may feel like you're hammering against a steel mountain. The pressure of having to solve such a problem may be overwhelming.


But rejoice! There might be some hope yet!

With some creative problem-solving techniques you may be able to look at your problem in a different light. And that light might just be at the end of the tunnel that leads to possible solutions.

First of all, in the light of creative problem-solving, you must be open-minded to the fact that there may be more than just one solution to the problem. And, you must be open to the fact that there may be solutions to problems you thought were unsolvable.

Now, with this optimistic mindset, we can try to be a little bit more creative in solving our problems.

Number one: maybe the reason we cannot solve our problems is that we have not really taken a hard look at what the problem is. Trying to understanding the problem and having a concrete understanding of its workings is integral in solving the problem. If you know how it works and what, exactly, the problem is, you will then have a better foundation to work on solving the problem.

Try to identify the participating entities within the problem and what their relationships are with one another. Take note of the things you stand to gain and stand to lose from the current problem. Once you do that, you will have a simple statement of what the problem is.

Number two: try to take note of all of the constraints and assumptions you have included in the scope of the problem. Sometimes it is these assumptions that obstruct our view of possible solutions. You have to identify which assumptions are valid, in which assumptions need to be addressed.

Number three: try to solve the problem in parts. Solve it going from a general view and move towards the more detailed parts of the problem. This is called the top-down approach. Write down the problem, and then break it down into manageable sections. Once you do that, come up with a one-sentence solution to each smaller portion. The solution should be a general statement of what will solve that particular portion of the problem. From here you can develop the solution further, and increase its complexity little by little.

Number four: although it helps to have critical thinking on-board as you solve a problem, you must also keep a creative, analytical voice at the back of your head. When someone comes up with a prospective solution, try to think how you could make that solution work. Try to be creative and remain open-minded tot he suggestions. At the same time, look for chinks in the armor of that solution.

Number five: it pays to remember that there may be more than just one solution being developed at one time. Try to keep track of all the solutions and their developments. There may be more than just one solution to the problem. If this is the case then you will need to eventually decide which solution is the best one.

Number six: remember the old adage "two heads are better than one." This is truer than it sounds. Always be open to new ideas. You can only benefit from listening to all the ideas each person has. This is especially true when the person you're talking to has had experience solving similar problems.

Organizing collective thought on the problem subject is much better than trying to figure it out on your own. Get yourself a "Mastermind Group" to assist you in resolving the problem satisfactorily.

Number seven: be patient. As long as you persevere and stay focused, there is always a chance that a solution will present itself. Remember that no one ever created an invention successfully the first time around.

Creative thinking exercises will also help you in your quest be a more creative problems solver. Here is one example:


Take a piece of paper and write any word that comes to mind at the center of the paper. Now look at that word, and then write the very next two words that come to your mind. This can go on until you can build a tree of related words. This helps you build logical thinking skills and fortifies your creative processes.

So, next time you see a problem you think you can't solve, don't panic. Panicking never solved anything and in most cases it will make the problem even worse! The solution might just be staring you right in the face. All it takes is just a little creative thinking, some planning, and a whole lot of perseverance.

Tuesday, October 14, 2008



Barbarisme Barat-Eropah

"BARAT adalah penjahat terbesar dalam sejarah. Barat adalah suatu kebetulan. Kebudayaannya adalah suatu hal yang tidak wajar, kerana tidak mempunyai dimensi yang asli," ungkap Roger Garaudy, seorang pemikir besar Perancis, dalam bukunya Promesses De L'Islam (Janji-janji Islam).

Garaudy, seorang pengkritik keras terhadap kebudayaan Barat Eropah, pernah menyandang jawatan Setiausaha Agung Parti Komunis Perancis dan akhirnya memeluk Islam setelah sekian lama mengkaji hubungan kebudayaan Barat dan Islam serta kecewa dengan Barat Eropah yang menganggap Islam sebagai musuh yang berbahaya.

Garaudy dengan sifatnya sebagai seorang bangsa Barat Eropah Perancis telah menentang keras sikap membuta-tuli Barat Eropah terhadap Islam dan mengingatkan hutang budi Barat Eropah kepada Islam yang tidak putus membantu pengetahuan Barat dalam menyuburkan seni, sains, sastera dan falsafah.

Bahkan Garaudy berkesimpulan bahawa Timur lebih maju daripada Barat Eropah yang belum cukup beradab, menjajah dan memanipulasi hasil bumi serta menebal rasisnya.

Garaudy menyuarakan pandangannya itu pada awal tahun 1980-an dan kebenaran pandangannya tetap relevan sehingga kini. Ini terbukti apabila di koloni Jerman baru-baru ini telah diadakan Kongres Antarabangsa anti-Islam yang mendapat tentangan dari Malaysia.

Memang sejarah Barat Eropah adalah sejarah berperang. Mereka menawan bangsa-bangsa bukan Eropah dengan begitu kejam sekali untuk mendirikan negara-negara baru dan empayar-empayar mereka.

Kerakusan ini diteruskan atas nama menghapuskan terorisme global dan pemusnahan senjata nuklear. Ketika berlakunya serangan 11 September terhadap bangunan World Trade Center, New York, mereka menjadikan alasan terbaik bagi bangsa Anglo-Saxon Eropah untuk kembali ganas dan bengis serta menjustifikasikan alasan-alasan untuk melancarkan serangan terhadap orang-orang Islam sama ada yang bersalah atau tidak.

Mereka ingin menunjuk kepada dunia bahawa mereka kuat dan sesiapa yang mencabar mereka akan diserang oleh tentera habis-habisan. Ziauddin Sardar, Ashis Nandy dan Merryl Wyn Davies dalam buku
Barbaric Others: A Manifesto on Western Racism telah membahaskan dengan menarik bagaimana Barat Eropah melihat bangsa bukan Eropah sebagai biadab, hamba yang boleh dipergunakan sewenang-wenangnya.

Dengan berhujah bahawa sejak Christopher Columbus eksplorasi belayar untuk mencari dunia baru pada 1492, hasrat dan niat buruk Barat Eropah untuk mendominasi bangsa lain jelas terserlah.

Istilah Barbaric Other yang digunakan oleh Sardar sebenarnya menggambarkan kebalikkan bahawa Barat Eropah sebenarnya yang barbaric dan bukannya bangsa bukan Eropah yang diperanginya.

Namun, dengan perangkap psikologi, bangsa bukan Eropah telah berjaya diideologikan sebagai bangsa barbaric yang mundur dan perlu diberi tunjuk ajar untuk hidup dengan lebih bertamadun.

Menurut Sardar dan rakannya lagi, ideologi Barat Eropah sebagai suatu yang superior akhirnya menemukan tempat dalam hal-hal kebudayaan seperti perfileman dan puluhan hasil sastera sehingga segala-galanya harus dilihat dari kaca mata Barat Eropah yang menguasai.

Dalam karya-karya filem seperti Salvador arahan Oliver Stone dan Apocalypse Now arahan Francis Ford Coppola menggambarkan betapa operasi-operasi CIA berjaya menumpaskan penduduk tempatan yang gilakan kuasa dan akhirnya CIA berjaya mengembalikan keamanan dengan melantik 'orang-orang' yang disukainya.

Ini membenarkan apa yang dikatakan oleh sasterawan Inggeris, Joseph Conrad dalam Nostromo: A Tale of the Seaboard iaitu: "Kita orang Barat akan menentukan siapa penduduk asli yang baik atau yang jahat untuk mewakili kita. Kita ciptakan mereka, kita ajarkan mereka untuk berbicara dan berfikir, dan ketika mereka memberontak, mereka hanya menegaskan pandangan kita terhadap mereka sebagai anak-anak yang bodoh."

Bagi Sardar, perjumpaan Dunia Baru Columbus merupakan simbol kepada kerakusan dan kekejaman Barat Eropah yang tidak henti-henti menguasai bangsa-bangsa lain dan terus menerus mencari wilayah baru untuk ditaklukinya.

Hari ini, mereka terus menjumpainya dan menguasainya atas nama globalisasi, IMF, Cyberspace, terorisme, hak asasi manusia, hak-hak wanita dan bermacam-macam lagi.

Bangsa Barat Eropahlah yang sebenarnya barbaric. Dalam Kamus Inggeris-Melayu terbitan Utusan Publications, barbaric bererti biadab, ganas, kasar, kejam, bengis, dan manusia yang tidak bertamadun. Kesemua sifat ini terdapat dalam bangsa Barat Eropah yang kita kenali hari ini.

Namun untuk menghadapi kerakusan bangsa Barat Eropah yang barbaric ini tidaklah semudah yang disangka. Ini kerana mereka telah menjelma sebagai penentu agenda dalam segala hal sehingga kita sukar untuk lari daripada pergantungan terhadap mereka.

Lihatlah produk-produk sampah mereka seperti filem-filem Terminator dan Collateral Damage yang terus menguasai benak-benak kita; produk-produk makanan segera mereka terus menyelerakan kita sehingga pada saat-saat tertentu, kita sendiri menghadapi kesukaran untuk merumuskan jati diri kita sendiri. Itulah bangsa Barat Eropah yang barbaric yang cukup hebat dan licik.

Kita tetap tinggal sebagai bangsa Timur-Islam yang halus pekertinya tetapi hebat dimanipulasikan.


http://www.kosmo.com.my/kosmo/content.asp?y=2008&dt=1014&pub=Kosmo&sec=Akademi&pg=ak_03.htm

Oleh SHAHAROM TM SULAIMAN
shaharomtm@yahoo.com